Jumat, 18 Juni 2010

Teknologi Hyper-Threading

Teknologi Hyper-Threading

Teknologi Hyper-Threading adalah teknik yang memungkinkan sebuah CPU tunggal dapat bertindak seperti beberapa CPU. Sebuah CPU(single thread) terdiri dari banyak komponen kecil. Pada saat menjalankan proses, beberapa komponen mungkin sibuk memproses intruksi, sedangkan komponen lainya sedang menunggu untuk dimanfaatkan.Sehingga hal ini mengakibatkan CPU bekerja tidak maksimal.

Hyper threading memungkinkan bagian-bagian yang berbeda dari CPU untuk bekerja pada tugas yang berbeda secara bersamaan. Dengan cara ini, sebuah komputer dengan CPU Hyper-Threading tampaknya lebih dari satu CPU.

Sebuah CPU dengan Hyper-Threading memiliki dua set sirkuit yang melacak keadaan CPU. Sirkuit ini mencakup sebagian besar register dan penunjuk instruksi. Sirkuit ini berfungsi sebagai fasilitas penyimpanan sementara untuk melacak dimana CPU saat ini bekerja. Bagian CPU yang tidak direplikasi adalah L1 dan L2 cache. Hyper-Threading menduplikat sekitar 5% dari sirkuit dari CPU. Tergantung pada aplikasi perangkat lunak yang digunakan, Hyper-Threading dapat meningkatkan performa hingga enam kali lipat.

Perangkat Lunak Yang Didukung

Manfaat kinerja Hyper-Threading hanya dapat dijalankan dengan menggunakan sistem operasi yang mendukung beberapa CPU. Pada sistem operasi, CPU Hyper-Threading akan terlihat seperti dua CPU. Sistem Operasi yang mendukung Hyper-Threading diantaranya Microsoft Windows NT 4.0, Microsoft Windows 2000, Microsoft XP Professional, dan sebagian besar varian Unix.

Cara Kerja Teknologi Hyper-Threading

Pada saat CPU(tanpa Hyper-Threading) memproses instruksi, maka hanya sekitar 35% unit CPU saja yang terpakai. Sisanya menganggur dan menunggu menunggu instruksi sebelumnya selesai. Hal ini disebabkan karena pada 1 CPU, instruksi-instruksi dikirimkan dalam bentuk single-thread. Sehingga instruksi-instruksi tersebut mengantri secara berurutan.
Sedangkan pada CPU Hyper-Threading, urutan instruksi dikirim secara multi-thread (dalam 2 Thread secara paralel/bersamaaan), sehingga sebuah instruksi tidak harus mengantri dulu instruksi di depannya, tapi dapat langsung diproses oleh Execution Unit yg semula menganggur.

Perbandingan Dengan CPU Biasa

Seberapapun besar GHz sebuah CPU, apabila Execution Unitnya sedang memproses instruksi yg belum selesai, maka CPU tsb akan tetap terhambat untuk menerima instruksi berikutnya, ini karena instruksi harus mengantri berurutan pada jalur single-thread.

Oleh karena itu Tomshardware pernah menyatakan bahwa performa P4 3.06GHz dengan HT sanggup mengalahkan P4 4GHz tanpa HT. Situasi seperti itu bisa saja terjadi terutama bila dalam pengujiannya Tomshardware menjalankan aplikasi secara bersamaan.

Untuk pemakaian sehari-hari kita seringkali menjalankan banyak aplikasi bersamaan, disaat itulah kita akan makin sadar bahwa 2 akan lebih baik dari 1. Petinju professional sekalipun, tapi bila hanya memiliki 1 tangan, maka ia bisa saja dengan mudah dikalahkan oleh tukang becak bertangan 2.

Sumber : http://www.topbits.com/hyper-threading.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar